Ingin mencegah atau mengobati penyakit diabetes? Tak perlu mencarinya di laci obat, tapi mulailah dari dapur Anda. Lakukan langkah kecil yang signifikan terhadap pola makan Anda sehingga Anda dapat mengatur gula darah dan juga mendapatkan efek yang besar bagi kesehatan Anda secara keseluruhan. Untuk itu, kami akan membantu Anda untuk memulainya: Ambil 12 jenis makanan penghancur diabetes ini saat berbelanja kebutuhan dapur nanti.
Kunyit. Temuan satu studi baru dalam jurnal Diabetes Care menyatakan bahwa kurkumin, senyawa yang ada dalam kunyit, ternyata dapat membantu menunda bahkan mencegah perkembangan diabetes. Peneliti memeriksa 240 orang dengan gula darah yang tinggi, tetapi tidak cukup tinggi untuk menjamin terdiagnosa diabetes. Setengah kelompok menerima 1.500 miligram pil ekstrak kurkumin setiap hari, sementara sisanya menerima plasebo. Setelah 9 bulan, 16,4% dari kelompok plasebo mendapatkan diabetes. Sedangkan kelompok kurkumin? Tidak. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan efek jangka panjang dari kurkumin, namun hasil awal ini begitu menjanjikan. Karena itu, tambahkan kunyit pada sayuran tumis Anda, selain pada sayur kari, tentunya.
Keju dan Yogurt. Menurut studi terbaru yang dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition, orang yang paling sering mengonsumsi produk susu olahan yang difermentasikan seperti yogurt, keju, atau susu fermentasi kefir, mengalami 12% penurunan risiko diabetes dibandingkan dengan orang yang paling sedikit mengonsumsi susu fermentasi. Para peneliti percaya bahwa bakteri sehat yang ditemukan dalam makanan fermentasi adalah penyebabnya.
Stroberi. Ilmuwan Inggris baru-baru ini menemukan bahwa ekstrak dari stroberi membantu tubuh Anda mengaktifkan protein yang mampu menurunkan lipid darah dan LDL kolesterol –yang mana keduanya adalah faktor penting yang mengembangkan diabetes tipe 2. Dan, suatu studi yang diterbitkan dalam British Journal of Nutrition awal tahun ini menemukan bahwa stroberi dapat membantu menurunkan kadar glukosa darah pada tikus.
Red Wine. Anda tentu sudah tahu bahwa red wine adalah pendongkrak kesehatan yang ampuh, dan, bisa jadi, minuman ini merupakan petarung yang tangguh untuk melawan diabetes juga. Satu tinjauan terhadap penelitian terbaru di Polandia menemukan bahwa resveratrol, senyawa yang tampaknya punya kemampuan superpower yang ditemukan pada kulit anggur, ternyata dapat membantu meningkatkan fungsi hormon insulin untuk mengatur gula darah dan menurunkan kadar glukosa darah. Sebagian besar data tentang resveratrol didapat berdasarkan studi terhadap hewan, sehingga penelitian lebih lanjut masih benar-benar diperlukan untuk mengetahui bagaimana fungsi senyawa tersebut pada manusia. Namun, para peneliti sepakat bahwa konsumsi red wine yang cukup –tidak lebih dari dua gelas sehari bagi pria– baik untuk Anda. Jadi, mari bersulang
Dark Chocolate. Menurut review di British Medical Journal, mereka yang secara rutin memanjakan dirinya dengan cokelat mengalami penurunan risiko diabetes sebanyak 31% –belum termasuk risiko penyakit kardiovaskular yang berkurang sebanyak 37%, dan risiko stroke yang turun 29%– dibandingkan dengan orang yang jarang mengonsumsi cokelat. Penelitian meninjau semua jenis cokelat, tapi untuk meningkatkan efek kesehatan, cokelat yang berwarna gelap adalah pilihan terbaik untuk Anda. Penelitian sebelumnya juga menemukan bahwa dark chocolate dapat meningkatkan sensitivitas insulin serta mengurangi tekanan darah dan resistensi insulin. Agar kesehatan Anda terdongkrak tanpa terjadi ledakan kalori, pilihlah yang persentase kakaonya lebih tinggi –semakin gelap warna cokelatnya, maka akan semakin sedikit gula di dalamnya.
Kayu Manis. Menurut suatu review oleh para ilmuwan di University of California –Davis di tahun 2011, mengonsumsi kayu manis dapat menurunkan glukosa darah dengan cepat, Itu adalah manfaat tertinggi di antara manfaat yang lainnya: rempah-rempah ini telah terbukti mampu menurunkan kolesterol LDL, trigliserida, dan meningkatkan sensitivitas insulin. Aduk satu sendok kecil kayu manis ke dalam kopi Anda di pagi hari, atau taburi pada roti panggang, atau tambahkan ke oatmeal Anda.
Kopi. Secangkir kopi di pagi hari Anda membawa kabar gembira: Laporan baru dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry menemukan bahwa minuman tersebut mengandung senyawa yang menghambat hormon yang berperan pada diabetes. Studi terdahulu juga menemukan bahwa mereka yang minum secangkir kopi atau lebih setiap hari memiliki risiko lebih rendah untuk terkena diabetes tipe 2.
Apel. Satu studi yang diterbitkan pada bulan April di American Journal of Clinical Nutrition menemukan bahwa mengonsumsi buah-buahan yang kaya antosianin, seperti apel, pir, dan blueberry, berhubungan dengan rendahnya risiko terkena diabetes tipe 2 sebanyak 23%. Ya, konsumsilah apel setidaknya lima porsi seminggu untuk menuai manfaatnya secara maksimal.
Bayam dan Kale. Anda tentu sudah tahu bahwa sayuran berdaun hijau adalah gudangnya nutrisi, tetapi apakah Anda juga tahu bahwa mereka dapat mengurangi risiko diabetes? Menurut review di British Medical Journal tahun 2010, dengan menambahkan setengah porsi bayam setiap hari dapat menurunkan risiko diabetes sebesar 14%. Ganti selada dalam salad dan sandwich dengan bayam, panggang beberapa iris kale, atau tambahkan pada segelas smoothie untuk memenuhi dosis harian sayuran hijau.
Wheat Bran. Ulasan artikel dalam Diabetes Care tahun 2011 mendukung bukti sebelumnya bahwa asupan tinggi magnesium dapat menurunkan risiko untuk terkena diabetes tipe 2, terutama jika Anda kelebihan berat badan. Mineral ini ditemukan dalam berbagai sayuran dan biji-bijian, tetapi wheat bran atau yang di Indonesia lebih dikenal sebagai dedak gandum adalah salah satu sumber terbaiknya –hanya dengan ¼ cangkir, Anda akan memenuhi 22% kebutuhan magnesium harian Anda.
Air. Memang, ini bukan makanan, tapi ini penting untuk kesehatan Anda. Ilmuwan Prancis meneliti lebih dari 3.000 orang partisipan selama 9 tahun dan menemukan bahwa mereka yang minum air lebih dari 2 liter setiap hari memiliki risiko 21% lebih rendah mengalami gula darah yang tinggi daripada yang jarang minum air. Para peneliti percaya bahwa peningkatan kadar vasopresin, hormon yang mengatur kadar air dalam tubuh Anda, dapat menyebabkan peningkatan gula darah. Bagaimana? Bila Anda tidak minum cukup air, kadar vasopresin akan naik, dan penelitian sebelumnya juga telah menemukan bahwa tingkat vasopresin yang lebih tinggi juga berarti gula darah yang lebih tinggi
sumber :menshealth.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar